Dalam proses pembuahan alami, sperma yang di keluarkan dari penis harus menuju vegina ke serviks atau juga bisa di sebuat leher rahim dengan cara berenang, kemudian menuju rahim serta tuba falopi. Selama dalam perjalanan itu, tidak semua sperma yang di keluarkan bisa mencapai sel telur di tuba falopi melainkan hanya satu atau dua saja yang bisa atau mungkin lebih dari itu tapi pada umumnya hanya satu. Atau mungkin juga tidak dapat mencapai sel telur tersebut, dengan kata lain pembuahan tidak berjalan dengan lancar.
Akan tetapi, jika dengan Inseminasi Buatan, sperma yang telah dikeluarkan, kemudian akan dimasukan dengan alat khusus secara langsung ke rahim, sehingga akan jauh lebih mudah mencapai sel telur. Hal inilah yang akan bisa membuat pembuahan akan berjalan dengan lancar atau bisa dikatakan akan mungkin terjadi kehamilan.
Meski demikian, tingkat keberhasilan cara ini belum bisa ditentukan secara merata untuk semua wanita. Oleh sebab itu hal ini bergantung pada usia, dan tingkat kesuburan, serta konsumsi obat kesuburan, dan juga kondisi lain di dalam tubuh. Cara terapi ini tidak invasive serta lebih murah dibandingkan dengan pengobatan kesuburan lainnya, contohnya bayi tabung.
Tujuan Inseminasi Buatan
Tujuan utama dari penggunaan terapi ini adalah untuk membantu pasangan antara suami dan istri, yang merasa kesulitan dalam usaha untuk memiliki keturunan. Misalnya disebabkan rendahnya jumlah sperma, kurangnya pergerakan sperma, dan juga bentuk sperma yang kurang optimal.
Terapi Inseminasi Buatan utamanya ditujukan untuk mengatasi ketidak suburban yang disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
- Adanya gangguan kesuburan atau Infertilitas dengan penyebab yang tidak dapat diketahui dengan pasti.
- Adanya lendir kental yang menghalangi atau menyumbat serviks atau misalnya terdapat secret. Kondisi ini bisa dikatakan leher rahim atau serviks kurang baik.
- Adanya jaringan parut pada serviks yang disebabkan oleh prosedur medis tertentu. Hal ini akan mengganggupergerakan sperma ke dalam rahim.
- Gangguan pada ejakulasi, misalnya ejakulasi retroogade atau ejakulasi dini.
- Kemudian pada saat mengeluarkan sperma, jumlah sperma yang dikeluarkan setiap ejakulasi kurang dari normal.
- Kurangnya kemampuan seperma untuk mencapai dengan cara berenang ke sel telur sangat rendah, atau motilitas.
Ketentuan Untuk Menjalani Inseminasi Buatan
Untuk bisa menjalani terapi ini, tidak semua wanita bisa atau cocok menjadi kandidat inseminasi buatan. Prosedur ini tidak diperbolehkan untuk wanita yang:
- Terkena gangguan tuba falopi yang rendah
- Wanita yang mempunyai riwayat infeksi panggul
- Wanita yang mengidap penyakit endometriosis berat maupun sedang
Jika terapi inseminasi buatan ini tidak bisa dilakukan, maka pasangan yang ingin melakukan terapi ini masih bisa melakukan dengan cara lain, misalnya bayi tabung.
Waktu yang Tepat Untuk Menjalani Inseminasi Buatan
Untuk melakukan terapi inseminasi buatan ini tidak memiliki panduan spesifikasi mengenai seberapa sering seseorang untuk menjalani terapi inseminasi buatan ini. Jika inseminasi buatan ini pertama tidak berhasil, kamu bisa mencobanya lagi sebelum mencari terapi fertilitas lainnya. Untuk jangka waktu yang disarankan dalam mengulang terapi inseminasi buatan ini adalah 3-6 bulan, sebelum kamu memilih cara lain.
Nah, mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, mengenai Inseminasi Buatan, sebagai tindakan medis yang utama dalam meningkatkan kesuburan. Lagi pula terapi ini lebih murah di bandingkan metode lainnya dengan tujuan yang sama yaitu ingin mendapatkan keturunan.